Terbalut pilu ketika aku mengingat kembali asa yang telah terukir di jiwa, kenyataan indah yang pernah terjadi tersulam busuknya visualisasi yang telah kau beri pada akhir kisah, alunan kisah harmoni yang telah kau ukir, kini meninggalkan kelam yang begitu lekat di jiwa, kau kenyataan terburuk yang pernah ku alami dalam masa fase hidupku. Membunuh batinku, meratapi kejamnya sebuah awal keindahan, pada akhir kehancuran. Merangkum sebuah arti kegelisahan, menelantarkan kebahagian, mengakali kontradiksi antara dua jiwa yang saling bertentangan, ini terus bergumam bersama batin yang tak kunjung tenang.
Silahkan, siksa batinku dan ludahi aku dengan kenangan-kenangan yang begitu mengecam di jiwa, hingga kelak kau mampu tertawa lantang dia atas kerapuhanku.
Silahkan, siksa batinku dan ludahi aku dengan kenangan-kenangan yang begitu mengecam di jiwa, hingga kelak kau mampu tertawa lantang dia atas kerapuhanku.







0 komentar:
Posting Komentar